Selasa, 27 Maret 2012

Laporan Hidrolisis Garam

  • TUJUAN  :
Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisis. 


  • TEORI  :
Hidrolisis adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa.

ADA EMPAT JENIS GARAM, YAITU :
  1. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa kuat (misalnya NaCl, K2SO4 dan lain-lain) tidak mengalami hidrolisis. Untuk jenis garam yang demikian nilai pH = 7 (bersifat netral)
  2. Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa lemah(misalnya NH4Cl, AgNO3 dan lain-lain) hanya kationnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH < 7 (bersifat asam)
  3. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa kuat(misalnya CH3COOK, NaCN dan lain-lain) hanya anionnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH > 7 (bersifat basa)
  4. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa lemah(misalnya CH3COONH4, Al2S3 dan lain-lain) mengalami hidrolisis total (sempurna). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH-nya tergantung harga Ka den Kb.
  • ALAT DAN BAHAN  :
  1. Lempeng tetes.
  2. Pipet tetes.
  3. Kertas lakmus merah dan biru.
  4. Larutan KCl 1 M.
  5. Larutan NaCH3COO 1 M.
  6. Larutan Na2CO3 1 M.
  7. Larutan Al2(SO4)3 1 M.
  • CARA KERJA :
  1. Masing - masing larutan di siapkan.
  2. Setiap larutan di teteskan dalam lempeng tetes sekitar 10 tetes.
  3. Larutan di periksa dengan mencelupkan kertas saring merah dan biru.
  4. Perubahan warna pada kertas lakmus di amati.
  • HASIL PENGAMATAN  :

  • PEMBAHASAN  :
  1. Garam manakah yang mengalami hidrolisis sebagian dan garam yang tidak terhidrolis ? Terhidrolis sebagian :  NaCH3COO, NH4Cl,  Na2CO3, dan  Al2(SO4)3. Tidak terhidrolis : KCl.
  2. Tuliskan reaksi garam yang mengalami hidrolis ! 
     a)      NaCH3COO   Na+  +  CH3COO-
           CH3COO-  +  H2O  →  CH3COOH  +  OH-
b)               b)   NH4Cl  →  NH4+  +  Cl-
           NH4+  H2O  →  NH4OH  +  H+
c)               c)    Na2CO3  →  Na+  CO32-
          CO32-  +  H2O  →  H2CO3  +  OH-
d)              d)   Al2(SO4)3  →  Al3+  +  SO42-
          Al3+  +  H2O  →  Al(OH)2  +  H+

  • KESIMPULAN  :
Sifat larutan garam yang terhidrolis di tentukan dari hasil hidrolis jika senyawa garam berasal dari asam kuat dan basa kuat, maka tidak terhidrolis. 




Jumat, 16 Maret 2012

LARUTAN BUFFER


  • TUJUAN  :

Mempelajari perbedaan antara pH buffer dan bukan larutan buffer karena penambahan   sedikit asam, basa, atau pengenceran.

  • TEORI  :
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pH-nya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan ini merupakan campuran dari asam lemah dan basa konyugasinya maupun basa lemah dan asam konyugasinya. Sebagai contoh, campuran dari larutan CH3COOH (asam lemah) dan larutan CH3COONa (basa konyugasi) membentuk larutan buffer asam. Sedangkan salah satu contoh buffer basa yang sering digunakan di laboratorium adalah campuran dari larutan NH3 (basa lemah) dan NH4Cl (asam konyugasi).

  • ALAT DAN BAHAN  :
1. Pipet ukur 10 ml.
2. Gelas ukur 25 ml.
3. Erlenmeyer 125 ml.
4. Gelas kimia.
5. Larutan CH3COOH 0,1 M
6. Larutan CH3COONa 0,1 M.
7. Larutan NaOH 0,1 M
8. Larutan HCl 0,1 M
9. Larutan NaCl 0,1 M
10. Aquadest,
11. Indikator universal.

  • CARA KERJA  :

  1. Larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 15 ml di capurkan dengan larutan CH3COONa 0,1 M sebanyak  15 ml, kemudian di ukur pH campuran itu menggunakan indikator universal.
  2. Campuran pada cara kerja 1 di bagikan ke dalam 3 gelas kimia sebanyak 10 ml. Dan di berikan nomor   1, 2, dan 3 pada masing-masing gelas kimia.
  3. Dengan menggunakan pipet, larutan HCl o,1 M di tambahkan sebanyak 1 ml, 5 ml, dan 10 ml ke dalam gelas imia 1. Larutan di aduk dan di ukur pH larutan pH pada setiap penambahan.
  4. Larutan NaOH sebanyak 1 ml, 5ml, dan 10 ml di tambahkan  ke dalam gelas kimia 2, pH larutan pada setiap penambahan di ukur.
  5. Aquadest sebanyak 10 ml di tambahkan ke dalam gelas kimia 3, pH larutan pada setiap penambahan di ukur.
  6. Langkah nomer  1-5 di ulangi, namun larutan penyangga diganti dengan NaCl 0,1 M.

  • HASIL PENGAMATAN  :

  • PEMBAHASAN  :
  1. Bagaimanakah pengaruh penambahan asam, basa dan pengenceran terhadap besar pH pada masing-masing larutan ? Pada larutan CH3COOH + CH3COONa, pH ketika di beri sedikit penambahan asam atau basa tidak berubah, begitu juga dengan pH pada saat pengenceran. tetapi, pada larutan NaCl, pH ketika di beri penambahan asam, basa atau pengenceran berubah-ubah.
  2. Larutan manakah yang bersifat buffer/penyangga ? CH3COOH + CH3COONa
  3. Mengapa larutan buffer dapat mempertahankan pH ? Karena ketika ada penambahan sedikit asam atau basa, pH Larutan tersebut tidak akan berubah drastis, hanya naik sedikit. Oleh karena itu, larutan penyangga yang ada pada darah manusia sangat bermanfaat, karena dapat mempertahankan nilai pH. Sebab, perubahan pH dapat menyebabkan gangguan sistem.